Tuesday, February 8, 2011

Mekong 2

2. WC Sialan

Berawal dari kebiasaan Tono yang tak tau malu untuk berak di pinggir sungai, kini teman-temannya ketularan dan ikut-ikutan. Tak hanya temannya, para tetangganya yang sudah dewasa pun juga iku-ikutan, mereka membuat semacam tempat persegi yang dipagari oleh seng ataupun kain. Di tengah dalam tempat itu ada sebatang kayu cukup besar yang digunakan untuk pijakan, dan di belakangnya tanpa ada sesuatu, melainkan langsung sungai. Bagai sebuah wc bertingkat.

Suatu hari, Tono tergesa-gesa menuju wcnya untuk mekong. Namun dia merasa kaget sekaligus jengkel ketika melihat wcnya hancur oleh angin ribut semalam. Dia pun menggerutu dan mulai berjalan ke wc-wc yang lain untuk membuang hasratnya.

Saat hendak masuk ke wc Toni, tiba-tiba dia tertahan oleh tulisan besar di pintu.

"DO NOT DISTURB!"

Spontan rasa jengkel Tono memuncak dan menendang pintu itu keras-keras, hingga membuatnya terbuka.


"Heh, kau tak bisa baca apa!" teriak Toni sembari menutup pintunya itu.

"Cepetan!" Tono merengek,"Udah kebelet nih!"

"Wc mu kenapa?"

"Hancur kena angin semalam."

"Rasain tuh, makannya kalau buat itu yang bagus sekalian, kayak punyaku nih!"

"Makannya cepet, aku mau pinjam wcmu yang kuat ini!"

"Nggak akan!" jerit Toni yang dibarengi dengan suara kentut.

"Buseet." gumam Tono mulai berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Dia mulai mencari wc-wc lagi, hingga akhirnya tiba di wc Sarwo.

Langsung saja Tono mendorong pintunya.

"Ada orangnya!" teriak Sarwo jengkel.

"Cepetan!"

"Kalau kau mau pinjam tempat ini, nanti saja! Masih satu jam."

"Gilee." kata Tono di dalam hatinya yang semakin panas. Sementara itu, limbahnya sudah semakin memaksa untuk keluar.

Dia pun mempercepat langkahnya dan menemukan wc Paijo.

"Ada orangnya nggak?" teriak Tono memastikan.

"Ada!"

"Cepetan, aku mau pinjem."

"Ini bukan wc umum!" teriak Paijo sambil menggebrak dinding seng itu hingga berbunyi nyaring.

"Pasrah deh." ungkap Tono lesu.

Dia berjalan lunglai tanpa arah karena dia pikir wc-wc itu sudah ada penghuninya. Karena dia sudah tak kuat untuk menahan limbahnya, dia berlari ke atas jembatan dan mulai membuka celananya.

Lama sekali dia merasakan sensasi nikmat itu sambil merem-melek, sehingga dia tak menyadari ada seorang polisi yang membawa anjing sedang mendekat.

"Siapa itu! Ngapain kau!" teriak polisi itu sambil berlari ke arah Tono.

Tono pun gelagapan mendengar teriakan itu, dan dengan perlahan dia mulai kehilangan rasa nikmatnya. Tanpa menutupi bagian belakangnya lagi, dia berlari terbirit-birit sepanjang jalan.

"Berhenti kau, setan!" teriak polisi sembari mempercepat langkahnya.

GUK GUK GUK



~end

3 Februari 2011

No comments:

Post a Comment