Sunday, November 13, 2011

Sepasang Cincin Misteri



Kisah ini diawali 5 tahun silam, tepatnya saat aku berumur 16 tahun persis.
Secara umum, memang ulang tahun itu oleh sebagian masyarakat perlu untuk dirayakan, tak terkecuali keluargaku. Sudah seminggu sebelumnya aku memulai aksi protesku untuk membatalkan acara yang menurutku konyol itu. Tapi kata ibu, undangannya sudah terlanjur disebarluaskan dan tak mungkin untuk diminta kembali satu per satu. Aku pun pasrah, mengingat nanti aku akan diejek habis-habisan oleh teman-teman sekolahku.
Acara pun berlangsung denganku yang memasang wajah cemberut, sampai berkali-kali dicubit oleh ibu yang berdiri tepat disampingku. Para tamu undangan tak lain dan tak bukan adalah tetangga, sepupu, kakek-nenek, juga teman-teman dekatku. Mereka semua berdiri dan membentuk sebuah lingkaran yang mengelilingi sebuah kue ulang tahun coklat tingkat tiga, yang di atasnya terdapat lilin berupa angka 16.
Singkat cerita, sore itu juga setelah acara ulang tahun selesai, kakek dan nenek mengajakku untuk jalan-jalan keliling kota. Yah, namanya juga orang tua, maunya harus diturutin. Akupun dengan lemas menyutujui ajakan itu dan berangkat dengan kakek di sisi kanan serta nenek di sisi kiri.