Tuesday, February 8, 2011

Kalung Keabadian


Kalung Keabadian

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang saudagar kaya yang sangat baik dan dermawan. Setiap hari Minggu dia sibuk membeli amplop yang diisinya dengan beberapa lembar uang untuk dibagikan kepada penduduk yang kurang mampu di sekitarnya. Tentu saja para penduduk itu sangat senang dan hendak menjadikannya seorang pemimpin.

Tapi apa katanya?

“Maaf Tuan-tuan, saya tidaklah pantas menjadi seorang pemimpin, karena mungkin ada yang lebih pantas daripada saya.” Katanya sambil merendahkan diri.

Para penduduk yangmendengar jawaban itu pun tyersenyum lebar dan semakin menyukai saudagar yang bernama Lopus itu.

Suatu hari, datanglah rombongan pedagang dari Mesir ke rumah Lopus. Tentu saja Lopus merasa sangat senang dan menghidangkan aneka makanan yang mewah, untuk para tamu itu.

“Suatu kehormatan bagi saya mendapatkan kunjungan terhormat ini.” Kata Lopus sembari duduk di kursi kayunya yang paling besar.

“Kami juga senang Anda menerima kami dengan begitu baiknya.” Kata salah satu dari rombongan yang berisi 5 orang itu.

Percakan pun terjadi dan terus berlanjut ke inti maksud dari kedatangan para pedagang itu. Ternyata mereka menawarkan sebuah benda dari makam Firaun yang berupa sebuah kalung berbandul naga. Katanya, kalung itu memiliki kekuatan yang maha dahsyat.

“Kalung ini kami dapatkan dari makam Firaun…”

“Berarti Anda sekalian mencuri?” kata Lopus memotong kata-kata pedagang mesir itu.

“Bukan begitu, tapi kami mendapatkannya dari penjaga makam itu. Katanya dia sudah tak sanggup untuk menangani benda sakti ini.”

“Kekuatan macam apa itu, hingga membuat penjaga makamnya saja tak kuat?” tanya Lopus semakin tertarik.

“Benda ini bisa membuat kita hidup abadi.”

Raut wajah Lopus tiba-tiba berubah menjadi tamak. Dan dengan tegas berkata,”Saya akan membelinya.”

“Bawalah dan pakailah kalung ini untuk melewati terowongan yang ada di gunung Zellyel. Dan Anda akan hidup abadi.”

@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Hari masih pagi sekali ketika Lopus berdiri di depan sebuah terowongan yang terlihat sangat gelap dan pekat. Dengan perlahan dan hati-hati, dia mulai memakai kalungnya dan segera mendekati terowongan itu. Dia memegang kalungnya dan mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya. Dalam keremangan, dia memaksakan diri untuk membaca tulisan yang tertera.

masuklah ke terowongan itu dengan memakai bandul kalung ini. Lalu setelah berhasil keluar, bacalah kertas ini lagi, dan kau akan abadi

Dengan segera, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam terowongaan itu. Dia merasa heran karena baru saja dia masuk, tetapi dia telah melihat cahaya yang sangat terang di kejauhan. Dan akhirnya dia berhasil keluar.

sekarang terjunlah ke dalam jurang di dekatmu untuk membuktikan bahwa kau telah abadi.

Dengan tergesa-gesa, dia melemparkan kalungnya dan segera terjun ke dalam jurang yang begitu gelap. Dia sangat menikmati sensasi ketika terjun bebas dan berencana untuk menceritakan yang dirasakannya sekarang kepada teman-temannya.

Di atas tebing jurang, kalung itu terbuka dan memperlihatkan kertasnya yan terbuka pula,

sekarang kau sudah bias hidup abadi di akhirat.



~end

5 Februari 2011

No comments:

Post a Comment