Sunday, October 31, 2010

Kalau Memang Rejeki Tak Kan Ke Mana.........



  Siang sungguh terik, jalanan macet, suara klakson beruhu – uhu ria membuat kebisingan yang luar biasa. Siang yang sangat biasa di kota metropolitan itu.
    “ Macet lagi !” ujar Rio di dalam sebuah angkot, “Pak, bias terobos gak ? Saya ada janji nih pak !”
    “ Kan biasanya juga gini mas, kenapa jadi bingung ?” sahut pak sopir.
    “ Saya sudah bilang kan, sekarang saya ada janji !”
    “ Janji terus, kemarin juga buru – buru karena ada janji ?”
    “ Udahlah pak sopir, sekaqrang masalahnya bias terobos gak, lewat trotoar gitu !”
    “ Bisa kok mas !”
    “ Ya udah, buruan terobos !” kata Rio tak sabar
    “ TAPI KALAU MAS YANG JADI SOPIR, MAU !!!” suara pak sopir menggelegar, “ Sini sudah pusing malah situ bikin repot, kalau tak mau macet naik kereta saja !”
    Mental Rio langsung ciut dan tak berani membantah lagi, sudah kesekian kali dia dibentak oleh sopir itu dengan kata – kata itu, saat itulah mulutnya terbungkam. Dia pasrah menunggu macet yang menyesakkan perut dan telinganya sampai ditujuan.

Friday, October 29, 2010

Pocong Cinta


Sesudah pulang sekolah, Jeki menaruh sepatunya, meletakkan tasnya, dan topinya di sebuah kotak kayu. Memang tidak lazim sebetulnya, tapi itulah kebiasaan Jeki sepulang sekolah.
Digantinya baju seragamnya yang penuh keringat dengan kaos hijau kotak - kotak. Dibukanya kembali surat yang tegeletak di atas meja. Melihat kondisi surat itu, dapat dipastikan Jeki sudah sering membacanya. Surat itu di bungkus kertas hijau dengan motif garis - garis.
"ting-tong"
Bel rumah berbunyi, Jeki keluar rumah. Tapi kosong, ia hanya mendapati sebuah yang di bungkus rapi dengan motif titik - titik. Dibukanya surat itu :
"TUNGGU AKU JAM 11 MALAM"
@@@@@@@@@@@@@@
Jam 11 malam Jeki menunggu di depan rumahnya. Kurang 10 menit pikirnya. Jam11 tepat. Angin bertiup kencang, petir menyambar - nyambar. Udara bertambah dingin. Tiba - tiba ada suara perempuan.
"Hihihihihihihihihihihi"
"Kamu siapa? Tanya Jeki merinding, bulu romanya berdiri.
"Hai Jeki!" Sesosok pocong muncul dari kegelapan.
Jeki yang sudah terbiasa dengan hal - hal mistis berusaha tetap tenang.
"Ada urusan apa,alammu tidak di sini!"
"Oooooh, kamu dah kenal aku lom?"
"EGP!"
"Itu lho, yang ngirim surat ijo kotak, dan yang tadi pagi !" Seru pocong itu riang.
Jeki bergidik ngeri.
"Kenapa ? Kaget..?
"Kamu Veny ?"
"100 "
"Ada urusan apa kamu datang kemari?"
"Bukan urusan penting sih!"
"Lantas ?"
"Pengen ketemu kamu ajah!"
"Aku,...........gak salah orang ?"
"Masak hantu bisa salah?"
"Ooooooh "
"Jeki sudah punya pacar belum?"
"Emang pocong butuh pacar....?"
"Cuma nanya, soalnya asik ngobrol ma kamu!"
"Tau dari mana?"
"Ya tau aja."
"Ngomong - ngomomg apa tujuanmu?"
"Pengen jadi pacar kamu!"
"Jangan gila dong........Alam kita beda !" Jeki mulai panas.
"aku boleh minta tolong ga' ?"
"Apa ?"
"lepasin tali pocong aku, biar aku bisa pulang ke alamku!" Pinta Veny
"Oke!"
Jeki pun melepas tali pocong Veny. Tapi itu hanya tipu muslihat Veny. Sebelum tangan Jeki sampai, VENY sudah menarik tubuh Jeki dengan jurus talinya. Dan mereka menghilang di tengah pusaran angin. Dari kejauhan terdengar suara perempuan "I LOVE YOU JEKI"

Surprize


"Tunggu !" dino berteriak mengejar angkot, nafasnya memburu,"Huh, sial !"dia mengumpat. Dino kembali melangkah pelan menuju terminal, namun di tengah jalan dia bertemu dengan Joni, teman sekelasnya, yang naik motor, lalu dia pun membonceng Joni sampai sekolah, SMA N 9, sekolah unggulan di kota itu.

Setelah mengucap kata 'thank's', Dino berlari menuju kelasnya, setelah pintunya terbuka,"Astaga, kok kosong ? Mana pula meja dan kursinya ?" dia menoleh ke belakang,"Ke mana kelasnya ?" "Tak tau lah aku !" jawab seseorang. Doni bingung bukan kepalang, dia menggaruk - garuk pahanya sambil berjalan ke lorong - lorong, mencari kelasnya yang hilang.

Dia berjumpa dengan guru IPAnya, Pak Go,"Maaf pak, mau tanya, kelas 11 V ke mana ya, pak ?"
"Maaf, anda siapa ya ? Kok saya belum pernah lihat ?"
"Hah ? Bapak jangan bercanda lah, saya serius pak, saya sudah terlambat ikut les pagi di kelas itu ."
"Saya tak tahu mas ini siapa, tapi kenapa anda mencari kelas itu, di sekolah ini pakainya bukan abjad mas, tapi nama buah ."
"Ya sudahlah pak, saya permisi !" Doni dongkol dan segera mencari kelasnya lagi.

‎"Eh, kamu Doni ya ?"Nina membuat Doni kaget dengan pertanyaannya,"Apa ?"
"Kamu Doni kan ?"
"Kamu lagi sarap nin ?"
"Kok tau namaku sih, tau dari mana ?"
"Ah, udahlah, aku pusing !"Doni berlari menuju toilet, pikirannya kacau.

Dia merasa janggal ketika melihat toilet sekolahnya yang tiba - tiba berwarna merah muda dan bertambah luas. Dan rasa penasarannya membuatnya membuka pintu toilet itu dengan muka jijik."Kok klosed semua, mana baknya, masih baru lagi !" suaranya menggema di dalam toilet.Dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan, Dino keluar dari toilet dan berniat pulang.

‎"Mau ke mana kamu ?" pak satpam berteriak keras.
"Pulang !" teriak Dino tak kalah keras.
"Masuk kelas !" suara pak satpam dua kali lipat lebih keras.Dino pun pasrah dan kembali menuju kelas 11 V, setelah dibukanya, serpihan kertas berhamburan mengotori ruangan, sekilas dia melihat tulisan SELAMAT ULANG TAHUN DINO sebelum dia menerima se ember penuh air, dan saat itulah dia sadar bahwa dirinya mengompol.

SAYA

hahahaha...
akhirnya jadi juga blog pribadiku...