Monday, February 14, 2011

Mekong 4

4. Lomba yang Aneh

"Pengumuman!"

"Diberitahukan kepada semua nelayan untuk berkumpul di sungai Anyir!"
Suara itu begitu keras terdengar dari sebuah speaker yang terpasang pada sebuah mobil.

"Sekarang juga!" tambah suara itu.

 Di atas sebuah perahu, seorang remaja menggerutu dan melompat dari perahunya. Dia berjalan dengan kesal dan sesekali berlari.

"Ada apa?" tanyanya kepada orang yang datang dari arah berlawanan.

"Entahlah, paling-paling juga obral kolor lagi." jawab orang itu asal.

Roda dan Tangga

Berputar seperti roda
Bersandar seperti tangga
Di sanalah terlihat
Orang-orang yang maksiat
Tak tahu adat

Di bawahBawah
Dan terus di bawah
Tanpa tersadari
Dengan perlahan kita melangkah
Merangkak
Dan naik
Di atasnya
Mencari kemakmuran

Kadang
Lupalah dia yang sedang berada di atas
Lupa akan rasanya ketika berada
Laknat pun menanti
Meniti pelan mengeroposkan jiwa
Naik dan turun
Itulah tangga
Juga
Menggambarkan posisi manusia


Kadang kala
Tangga itu patah
Rusak dan menjatuhkan
Tangan pun panah
Kaki pun terpisah
Gips kaku mengurung dan mencengkram
Kebebasan

Ada kalanya, rantai itu putus
Membuat nyawa terhapus
Cacat

Tergambar bagai tersebut
Terjungkal dan tertatih
Menuju tempat nan aman
Tanpa ada masalah
Serta amarah
Nikmat
Pikir dia

8 Februari 2011

Friday, February 11, 2011

Mekong 3

3. Harta Karun dan Lubang Lele

Berbicara tentang Mekong, Anda pasti sudah tahu apa itu Mekong jika sudah membaca Mekong 1 dan 2. Di serial Mekong kali ini, saya akan menceritakan sebuah tempat yang memang ada sungai Mekongnya.Sebut saja Zellyel, sebuah desa yang ada di antara dua benua *plakk*, salah, dua desa.Di desa itulah tokoh utama kali ini lahir dan tinggal. Namanya Tole, dia termasuk anak yang pandai dalam hal mencuri.Setiap minggu, ada saja komplotan orang-orang yang datang ke rumahnya, untuk suatu hal yang biasa bagi Tole.

Dari balik jendela yang kusam itu pun, Tole dapat melihat komplotan itu datang dan segera masuk ke dalam kamarnya. Dengan tergesa-gesa dia memakai jaket serta topinya, tak lupa dia juga membawa kopor kecil di tangan kirinya. Setelah bercermin sesaat, dia segera keluar dan menemui komplotan yang berisi tiga orang itu.

"Kita sudah siap sekarang."

"Siap apanya? Bahkan kami pun belum mengatakan maksud kami."

"Tempat mana yang mau dibobol? Bank?"

Sota

Di sebuah Sekolah Menengah Pertama Harapan 3 terdapat seorang murid bernama Muriadi no kawarimin. Karena orangnya sotoy ( sok tahu ), orang–orang memanggilnya Sota.

“ Hai Sota? “ salam Siti kepada Sota yang sedang lewat di depan kelasnya.

“ Bagaimana cuaca hari ini? “ pertanyaan ini terucap dari mulut Siti kepada kuping Sota setiap pagi di sekolahan.

“ Pagi ini sih cerah – cerah aja, tapi nanti menjelang siang sepertinya akan turun hujan. “ jawab Sota asal–asalan.

“ Wah, harus sms mama nih, buat ngangkatin jemuran, memang jam berapa hujannya?"

“ Jam 10.10!” jawab Sota, sok mantap.

“ Wah harus buru–buru sms mama nih?!” kata Siti sambil mengeluarkan hp dari sakunya,"Makasih ya Sota!”

“ Iya iya, no problem!” Sota tersenyum riang dan berlari – lari kecil menuju kelasnya.

Setelah Sota tak terlihat, sepertinya biasanya Siti memasukkan kembali hpnya dan tertawa terbahak – bahak.

“ Pagi teman – teman!” salam Sota ketika masuk di kelasnya.

“ Hai Sota!” balas Sinta, apakah nanti ada jam bebas?” pertanyaan yang biasa.

“ Mungkin nanti di jam Matematika, soalnya guru – guru ada rapat mendadak!” jawab Sota.

Sungai Maut Misterius

Sungai Maut Musterius

"Adik jangan melewati jembatan yang ada di sungai itu." kata bapak-bapak yang mengenakan sarung dan peci."Memangnya kenapa, Pak?""Sekarang tanggal 18, sungai itu akan meminta tumbal.""Halah Pak! Jaman sekarang kok masih percaya sama kayak gituan. Udah gak jaman.""Terserah kalau adik tak percaya, tapi jangan salahkan saya kalau terjadi sesuatu.""Baiklah, lagian saya jago kok naik sepeda, gak bakalan jatuh ke sungai, dijamin.""Adik sebelum lewat bilang permisi dulu, ya!"

‎"Apa lagi, tuh! Jembatan aja dikasih salam! Ogah berat!" pemuda yang bernama Vick itu pun mulai menjejak pedalnya.

"Adik!"

"Iya, nanti salam bapak aku sampaikan ke penunggu sungai itu."

Bagai alap-alap, sepeda itu meluncur dengan cepatnya. Sesampainya di ujung jembatan, Vick berhenti sejenak dan menyunggingkan senyum mengejek.

"Kurang kerjaan aja, masak jembatan butut seperti ini harus dikasih salam. Makan nih salam!" Vick membuka mulutnya dan meludah tepat di atas jembatan kayu itu.

Ketika hendak menjalankan sepedanya, dia melihat sesosok perempuan yang berpakaian serba putih berjalan dari tengah jembatan.

"Kurang kerjaan aja tuh cewek dandan heboh kayak gitu." celetuk Vick mendekati wanita itu dengan sepedanya.

"Mau ke mana Neng? Kok dandan kayak gitu." tanya Vick coba-coba.

Tuesday, February 8, 2011

Turn Back

Ada, tapi kadang
Sesuatu yang jarang
Dan selalu terkenang
Menghinggapi seseorang
Hingga merasa dirinya menang

Masa lalu,
Silam
Telah terjadi
Di antaranya tersaring
Terseleksi dan tereliminasi
Menjadi sebuah kumpulan
Memoar hidup
Fana

Yakinlah, bahwa
Kita berasal dari sana
Dan kembali ke sana
Mungkin kita dapat memikirkan
Masa depan
Tapi hanya
Penyesalan
Terhadap masa lalu

4 Feb 11

Mekong 2

2. WC Sialan

Berawal dari kebiasaan Tono yang tak tau malu untuk berak di pinggir sungai, kini teman-temannya ketularan dan ikut-ikutan. Tak hanya temannya, para tetangganya yang sudah dewasa pun juga iku-ikutan, mereka membuat semacam tempat persegi yang dipagari oleh seng ataupun kain. Di tengah dalam tempat itu ada sebatang kayu cukup besar yang digunakan untuk pijakan, dan di belakangnya tanpa ada sesuatu, melainkan langsung sungai. Bagai sebuah wc bertingkat.

Suatu hari, Tono tergesa-gesa menuju wcnya untuk mekong. Namun dia merasa kaget sekaligus jengkel ketika melihat wcnya hancur oleh angin ribut semalam. Dia pun menggerutu dan mulai berjalan ke wc-wc yang lain untuk membuang hasratnya.

Saat hendak masuk ke wc Toni, tiba-tiba dia tertahan oleh tulisan besar di pintu.

"DO NOT DISTURB!"

Spontan rasa jengkel Tono memuncak dan menendang pintu itu keras-keras, hingga membuatnya terbuka.

Iri


Kau begitu mempesona
teringat akan
hal yang tak bisa
tuk kulampaui
Membuat
serasa angin berdesir kencang
Menepis surya

Air pun jatuh
Bak ikan
ku menyelam ke dasar
Mencari
ku kerahkan seluruh usahaku
untuk mencari sesuatu
Yang tiada pernah kutemui

Apa ini?
Aku tak tahu
semua berlalu
mengubur sesuatu
Jemu

Akankah semua menjadi?
Apakah?
tidak, terlambat sudah
Untuk disesali
Dia
Pergi

29 Jan

Darah yang Tertuang


Memang tak selamanya
Kita berada di dunia
Hidup dan
Merasakan kehidupan

Semuanya adalah fana
Fana dan tak abadi
Terlampau sulit untuk kita, manusia
Untuk mengubahnya

Semua telah digariskan oleh
Garis takdir semenjak kita
Berbentuk roh

Takdir, oh
Banyak yang percaya akan itu
Dan salah,
Karena mereka tak berikhtiar
Mereka beranggapan semua percuma
Karena sudah ada takdir

Suara mengalun keras
Terulang tiga kali
Terdengar sampai jauh
Sebagai pertanda
Bagai Darah yang Tertuang

31 jan 11

The Big Chicken

The Big Chicken

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Roni. Dia mempunyai seekor peliharaan yang sangat dibanggakannya, yaitu seekor ayam jago yang besarnya melebihi gajah.

“Hebat kau, Ron!” puji kepala desa ketika berkunjung ke rumahnya untuk melihat ayam ajaib itu,”Berapa harganya?”

“Maaf Pak, ayam ini hanya bias dibeli dengan seribu batang emas.” jawab Roni sambil menyombongkan diri.

Pak kepala desa yang mendengar jawaban itu pun merasa tersinggung dan pergi.

Lalu, semenjak kejadian itu banyak sekali orang-orang yang berdatangan untuk melihat ayam itu dan hendak membelinya.

“Apakah Anda punya seribu batang emas?” kata Roni kepada orang-orang itu.

Tentu saja orang-orang itu tak punya emas yang berjumlah seribu. Boro-boro seribu,
satu saja tak ada yang punya. Dan hal itu membuat Roni semakin besar kepala.

“Untuk melihat ayam saktiku, Anda sekalian harus membayar 1000 untuk satu menitnya.” Katanya kepada orang-orang yang hendak melihat ayamnya.

Lama-kelamaan pun Roni menjadi sangat kaya karena ayamnya itu hingga membuatnya sombong dan berani mengaku Tuhan.

“Hai orang-orang yang lemah, sembahlah aku dan kalian akan mendapatkan uang!” katanya saat menghadiri sebuah pertemuan di lapangan sambil menunggangi ayamnya.

Mendengar kata-kata majikannya yang kelewat batas itu, sang ayam pun mengangkat punggungnya dan melemparkan Roni di udara. Dia bersiap-siap untuk menyongsong tubuh Roni dengan paruhnya, dan

Crepp kresss

Darah pun berceceran di sekitar kaki ayam itu. Tepat di bawah paruhnya, terdapat sepotong kepala manusia yang terus menyemburkan darah.

~end

Kalung Keabadian


Kalung Keabadian

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang saudagar kaya yang sangat baik dan dermawan. Setiap hari Minggu dia sibuk membeli amplop yang diisinya dengan beberapa lembar uang untuk dibagikan kepada penduduk yang kurang mampu di sekitarnya. Tentu saja para penduduk itu sangat senang dan hendak menjadikannya seorang pemimpin.

Tapi apa katanya?

“Maaf Tuan-tuan, saya tidaklah pantas menjadi seorang pemimpin, karena mungkin ada yang lebih pantas daripada saya.” Katanya sambil merendahkan diri.

Para penduduk yangmendengar jawaban itu pun tyersenyum lebar dan semakin menyukai saudagar yang bernama Lopus itu.

Suatu hari, datanglah rombongan pedagang dari Mesir ke rumah Lopus. Tentu saja Lopus merasa sangat senang dan menghidangkan aneka makanan yang mewah, untuk para tamu itu.

“Suatu kehormatan bagi saya mendapatkan kunjungan terhormat ini.” Kata Lopus sembari duduk di kursi kayunya yang paling besar.

“Kami juga senang Anda menerima kami dengan begitu baiknya.” Kata salah satu dari rombongan yang berisi 5 orang itu.

Percakan pun terjadi dan terus berlanjut ke inti maksud dari kedatangan para pedagang itu. Ternyata mereka menawarkan sebuah benda dari makam Firaun yang berupa sebuah kalung berbandul naga. Katanya, kalung itu memiliki kekuatan yang maha dahsyat.

“Kalung ini kami dapatkan dari makam Firaun…”

“Berarti Anda sekalian mencuri?” kata Lopus memotong kata-kata pedagang mesir itu.

“Bukan begitu, tapi kami mendapatkannya dari penjaga makam itu. Katanya dia sudah tak sanggup untuk menangani benda sakti ini.”

“Kekuatan macam apa itu, hingga membuat penjaga makamnya saja tak kuat?” tanya Lopus semakin tertarik.

“Benda ini bisa membuat kita hidup abadi.”

Raut wajah Lopus tiba-tiba berubah menjadi tamak. Dan dengan tegas berkata,”Saya akan membelinya.”

“Bawalah dan pakailah kalung ini untuk melewati terowongan yang ada di gunung Zellyel. Dan Anda akan hidup abadi.”

@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Hari masih pagi sekali ketika Lopus berdiri di depan sebuah terowongan yang terlihat sangat gelap dan pekat. Dengan perlahan dan hati-hati, dia mulai memakai kalungnya dan segera mendekati terowongan itu. Dia memegang kalungnya dan mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya. Dalam keremangan, dia memaksakan diri untuk membaca tulisan yang tertera.

masuklah ke terowongan itu dengan memakai bandul kalung ini. Lalu setelah berhasil keluar, bacalah kertas ini lagi, dan kau akan abadi

Dengan segera, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam terowongaan itu. Dia merasa heran karena baru saja dia masuk, tetapi dia telah melihat cahaya yang sangat terang di kejauhan. Dan akhirnya dia berhasil keluar.

sekarang terjunlah ke dalam jurang di dekatmu untuk membuktikan bahwa kau telah abadi.

Dengan tergesa-gesa, dia melemparkan kalungnya dan segera terjun ke dalam jurang yang begitu gelap. Dia sangat menikmati sensasi ketika terjun bebas dan berencana untuk menceritakan yang dirasakannya sekarang kepada teman-temannya.

Di atas tebing jurang, kalung itu terbuka dan memperlihatkan kertasnya yan terbuka pula,

sekarang kau sudah bias hidup abadi di akhirat.



~end

5 Februari 2011

Friday, February 4, 2011

Ombak Jiwa


Ombak terus saja bergulung
Mengikis karang yang kian keropos
Terbentur dan terpental ke udara
Jatuh membasahiku

Dingin
Itu yang kurasakan tatkala
Percikan itu mengenaiku
Dengan tangan
Aku mengusap pipiku
Berteriak
*sensor*

Lega
Tatkala hati sedang kosong
Namun tiba-tiba
Kegelapan menghampiri
Masuk dan berjubel

Apa ini?
Aku pun tak tahu
Hanya
Ini adalah jiwa

4 Februari 2011