Thursday, April 21, 2011

Foto tak Berbingkai

Sekarang terlihatlah jelas
Bahwa hati seakan menyesal
Memandangi potret diri orang tersayang
Tertempel begitu saja di tembok
Hanya dengan bantuan nasi
Tanganpun mulai meraba
Menyentuh setiap lekuk yang terpampang
Hati semakin bergejolak
Perasaan pun miris
Tek tega
Hingga tergelincirlah butir-butir air mata

Ini memang salahku
Aku tak bisa menahan emosiku waktu itu
Ma'afkan aku
Sekarang aku benar-benar menyesal
Kumohon, kau masih tetap menganggapku sahabat
Waktu itu aku tak kuasa
Melihatmu bercanda ria bersama dia
Hingga akhirnya tanganku gemetar hebat
Membanting bingkai fotomu
Hingga berkeping-keping
Ingin rasanya kubelikan kau sebuah yang baru
Tapi apa dayaku
Sahabat
Walaupun sekarang kau sudah di sana
Aku tak akan melupakanmu
Aku akan terus merawat harta berharga ini
Sebuah foto potret dirimu yang terakhir

Tak lama
Jeritan hina pun keluar memenuhi ruangan
Mengusir keterpurukan
Sudahlah, kita akhiri saja kisah sedih ini

Alisarda, 7 April 2011

No comments:

Post a Comment