Friday, October 29, 2010

Surprize


"Tunggu !" dino berteriak mengejar angkot, nafasnya memburu,"Huh, sial !"dia mengumpat. Dino kembali melangkah pelan menuju terminal, namun di tengah jalan dia bertemu dengan Joni, teman sekelasnya, yang naik motor, lalu dia pun membonceng Joni sampai sekolah, SMA N 9, sekolah unggulan di kota itu.

Setelah mengucap kata 'thank's', Dino berlari menuju kelasnya, setelah pintunya terbuka,"Astaga, kok kosong ? Mana pula meja dan kursinya ?" dia menoleh ke belakang,"Ke mana kelasnya ?" "Tak tau lah aku !" jawab seseorang. Doni bingung bukan kepalang, dia menggaruk - garuk pahanya sambil berjalan ke lorong - lorong, mencari kelasnya yang hilang.

Dia berjumpa dengan guru IPAnya, Pak Go,"Maaf pak, mau tanya, kelas 11 V ke mana ya, pak ?"
"Maaf, anda siapa ya ? Kok saya belum pernah lihat ?"
"Hah ? Bapak jangan bercanda lah, saya serius pak, saya sudah terlambat ikut les pagi di kelas itu ."
"Saya tak tahu mas ini siapa, tapi kenapa anda mencari kelas itu, di sekolah ini pakainya bukan abjad mas, tapi nama buah ."
"Ya sudahlah pak, saya permisi !" Doni dongkol dan segera mencari kelasnya lagi.

‎"Eh, kamu Doni ya ?"Nina membuat Doni kaget dengan pertanyaannya,"Apa ?"
"Kamu Doni kan ?"
"Kamu lagi sarap nin ?"
"Kok tau namaku sih, tau dari mana ?"
"Ah, udahlah, aku pusing !"Doni berlari menuju toilet, pikirannya kacau.

Dia merasa janggal ketika melihat toilet sekolahnya yang tiba - tiba berwarna merah muda dan bertambah luas. Dan rasa penasarannya membuatnya membuka pintu toilet itu dengan muka jijik."Kok klosed semua, mana baknya, masih baru lagi !" suaranya menggema di dalam toilet.Dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan, Dino keluar dari toilet dan berniat pulang.

‎"Mau ke mana kamu ?" pak satpam berteriak keras.
"Pulang !" teriak Dino tak kalah keras.
"Masuk kelas !" suara pak satpam dua kali lipat lebih keras.Dino pun pasrah dan kembali menuju kelas 11 V, setelah dibukanya, serpihan kertas berhamburan mengotori ruangan, sekilas dia melihat tulisan SELAMAT ULANG TAHUN DINO sebelum dia menerima se ember penuh air, dan saat itulah dia sadar bahwa dirinya mengompol.

No comments:

Post a Comment