Sunday, November 7, 2010
Bang Kriwil
Semalam suntuk bang Kriwil maen catur, kalah terus. Saking sialnya, wajahnya penuh dengan coreng moreng hitam jelaga.
Setelah subuh datang, dengan langkah huyung bang Kriwil meninggakan arena pertarungan. Dia bertekad untuk menjadi master.
Setelah solat, bang Kriwil pergi ke tukang koran dengan sepeda ontelnya, dengan harapan mendapatkan iklan guru maen catur yang murah.
Harapannya kandas ketika ia mendapati kertas karton bertuliskan LIBUR 9 HARI di pintu tukang koran langganannya.
Sepenuh tenaga dia menggenjot sepedanya menuju markas dukun terkodang di kampungnya, mbah Klowor.
Tiga kali bang Kriwil mengetuk pintu markas itu. Setelah dipersilahkan masuk, les maen catur pun dimulai.
Dengan penuh gairah, mbah Klowor mendengarkan semua keluhan pasiennya. Lalu memasukkan kembang tujuh rupa ke dalam kuali di depannya. Setelah baunya menyebar, dia menyetop ocehan pasiennya, menengguk air kembang itu, dan menyemburkannya ke wajah pasiennya.
Bang Kriwil mangap - mangap mencari oksigen. Setelah sadar, semprotan susulan membuatnya tambah menderita.
Mbah Klowor puas dengan keadaan pasiennya, lalu dia memberikan secarik kertas berisi mantra. Bang Kriwil kegirangan.
Tak menunggu lama lagi, bang Kriwil menemui master catur di kampungnya, mang Koplak, dengan maksud menantangnya. Dengan sangat pelan dia membaca mantra pemberian mbah Klowor, dan mulai menyusun anak anak catur itu dengan format raja di kanan benteng.
Labels:
cerpen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment