Tuesday, May 24, 2011

Humor Sejenak

Dasar Nenek
Udin mengantarkan neneknya berobat ke dokter, naik sepeda motor.
Udin: Ayo nek udin anterin pake motor ya..
Nenek: Aduuuhh nenek takut nak naik motor..
Udin: Ayo nek gak apa-apa kok, jangan lupa pengangan yang erat ya biar gak jatuh..
Nenek: Iya nak,..
Udin: Jangan lupa pengangannya yang erat ya, nek !!!! (kata Udin lagi mengingatkan)
Nenek: Iya, nenek sudah pegangan yang erat,.
Udin: Ok, kalo begitu kita berangkat ya, nek..

Udin lalu mulai meng-gas motornya, lalu terdengar benda jatuh BRUAAAAKKKK!!!!! Udin kaget, lalu menoleh ke belakang, ternyata si nenek terjatuh dari motornya.
Udin: Lho koq bisa jatuh sih, nek? Nenek gak pengangan ya?
Nenek: Tadikan nenek udah bilang kalo nenek udah pengangan yg kuat, nih liat tangan nenek sampe merah gini !!!!
Udin: Memangnya nenek pengangan dimana?
Nenek: Ya di pagar rumah itu nak..!!!
Udin: “$%^&(#…..??? Gak sekalian pegangan di tiang listrik itu nek ???”

Penyelam

Suatu hari seorang penyelam sedang melihat-lihat terumbu karang pada kedalaman 8 meter. Tiba-tiba ia melihat seseorang berada di sampingnya. Ia terkejut karena orang tersebut sama sekali tidak memakai peralatan selam..
Penyelam lalu turun lagi sampai kedalaman 15 meter. Ia terkejut melihat orang tadi ikut menyusulnya. Penyelam turun lagi, sampai kedalaman 25 meter. Orang tadi masih juga mengikutinya dan tampak berusaha mendekati sang penyelam.. Penyelam makin heran dan terus turun menyelam lebih dalam lagi, namun lagi-lagi orang tersebut masih terus membuntuti..

Pedang Pembunuh

"Pedang pembunuh" gumam Yugi sembari mengamati pedang hitamnya dan keluar dari markas, namun tanpa diketahuinya rangiku membuntuti.

Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan 3 orang pedagang bernama Ryo, Ichigo, dan Gin yang hendak menawar pedangnya.

"Bagus juga pedangnya," gumam Ryo,"Boleh kutawar?"
"Apa?" Yugi tampak linglung.

"Itu pedang boleh dibeli kagak?" sambar Ichigo.

"Kalian bilang pedang ini?" Yugi mengambil pedangnya,"Asal tau saja, pedang ini telah membunuh lebih dari 100 manusia. Kalian berani memilikinya?" tantang Yugi.

"Kau tak bermaksud menjualnya kepada kami?" tanya Ryo dengan tampang beringasnya.

"Tentu tidak."

"Kalau begitu, kami akan memaksamu!"

"Silahkan silahkan. Kalian boleh memiliki pedang ini. Asal kalian bisa mengalahkanku dalam M&W. Siapa diantara kalian yang menjadi duelist?"

"Oke, aku duelist." sambar Ryo.

~

"Kupersembahkan dua tumbal. Panggil Black Magician!" teriak Yugi tampak bersemangat,"Black Magician attack, serang player!"

Monday, May 23, 2011

Pohon Beringin

Sesaat kemudian sang surya sudah turun, hilang ditelan bumi. Angin malam yang begitu dingin mulai berhembus ke seluruh penjuru, membuat merinding siapa saja yang merasakan hembusannya. Burung-burung di atas tampak bergerombol dan mulai hinggap di atas sebuah pohon untuk beristirahat. Raut wajah mereka nampak senang karena perut mereka telah terisi. Cengkrama mereka begitu ramai, namun sayang, kita tak bisa mengartikannya.

Tepat di bawah pohon tersebut, duduklah seorang laki-laki kecil yang berambut putih. Raut mukanya tampak masam dan tangannya terlihat menekan perutnya yang seakan terlilit tambang.

Wajahnya yang kotor tampak meringis kesakitan, hingga akhirnya butir-butir air mata mulai menetes dari matanya yang hijau.

Lehernya terangkat dan mulai menatap luas langit malam yang bertaburan bintang-bintang. Indah, pikirnya dalam hati.

Musim Panas

Sekarang adalah musim panas. Yaitu musim yang paling ditunggu-tunggu oleh warga Soul Society. Setiap musim ini warga SS selalu mengadakan semacam perlombaan mencari jejak, yang diketuai oleh Yamamoto.

Hari Rabu, para peserta sudah berkumpul. Karena aku menjagokan
Hitsu agar menang, maka kali ini dialah tokoh utamanya.

Kali ini mencari jejak diadakan secara berpasangan, dan Hitsu terpilih sebagai pasangan Kira.

DORRR

Perlombaan dimulai, para peserta mulai membuka peta yang mereka bawa dan mempelajari isinya. Perlahan namun pasti, Hitsu dan Kira mulai berjalan.

"Tunggu Komandan!" kata Kira tiba-tiba,"Aku tak bisa membaca simbol ini."

"Mana?" tanya Hitsu sa...mbil mendekati Kira.

"Ini, ..../..-/./-.-./---/--/..-/-./-../---!" tunjuk Kira.

"Oh, itu huruf morse, kau tak bisa, Kira?"

Kira hanya menggeleng pelan.

‎"Haah, payah kau! Sini biar aku saja yang mengartikannya!" kata Hitsu sambil merebut peta buram dari tangan Kira,"Ini itu bacanya, H-U-E-C-O-M-U-N-D-O!"

"Hah, Hueco Mundo?" tanya Kira memastikan kebenaran jawabannya.

"Ya, Hueco Mundo."

"Yaudah, kita pergi ke sana sekarang." kata Kira tampak bersemangat.

"Kau mau jalan kaki melewati garganta itu?" tanya Hitsu menghentikan langkah Kira.

Hantu Pocong

Sudah seminggu ini warga di desa Zellyel resah karena adanya gosip tentang pocong. Ya, seseorang yang bernama Matt telah menyebarkan berita tentang pocong itu hingga ke pelosok desa. Katanya dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

"Beneran Pak, Bu! Saya sudah melihat pocong itu sedang meloncat-loncat di kebun belakang rumahnya mas Cody." katanya menuturkan.

"Apa!" teriak seorang ibu-ibu gemuk yang ternyata adalah ibu si Cody itu sendiri.


‎"Jaman sekarang mah mana ada yang kayak gituan." timpal ketua RT di situ.

"Kalau tidak percaya, mari kita buktikan nanti malam. Jangan lupa, nanti malam kita berkumpul di sini untuk melihat pocong itu."

Benar saja perkataan Matt, pocong itu terlihat sedang melompat-lompat di kebun malam itu.